JAKARTA – Industri media kembali diguncang pergeseran pasar akibat era digitalisasi. Kali ini menimpa Kompas TV.
Akibat pendapatan menurun, Kompas TV resmi menghentikan salah satu program andalannya, Kompas Sport Pagi, setelah hampir 12 tahun tayang.
Hal ini menjadi sinyal atau pertanda media konvensional diambang kebangkrutan atau terdiruptif jika tidak segera melakukan adaptasi dengan era digitalisasi.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Posisi Tidur yang Sehat bagi Tulang Belakang Sekaligus Hindari Tidur yang Menyiksa Punggung
Biofarma dan Gates Foundation Kembangkan Vaksin TBC Indonesia Berpotensi Selamatkan Jutaan Nyawa
Polda Metro Jaya Perpanjang Penahanan Artis Nikita Mirzani dan Asistennya Selama 30 Hari ke Depan

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penghentian program ini menjadi bagian dari gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran yang terjadi di internal stasiun televisi tersebut.
Momen perpisahan Gita Maharkesri mencuri perhatian publik.
Presenter senior Kompas TV itu tak kuasa menahan air mata saat membawakan siaran terakhirnya dalam program Kompas Sport Pagi.
Baca Juga:
Inilah 5 Manfaat Penggunaan Press Release Sebagai Alat Manajemen Reputasi bagi Kalangan Selebriti
Dukungan Terhadap Rakyat Palestina Disuarakan Kembali oleh Aktris Terkenal Dunia Angelina Jolie
Tangis haru Gita saat mengucapkan salam perpisahan yang penuh emosi dalam siaran penutup viral di media sosial.
Bahkan mengundang simpati luas dari netizen di berbagai platform media sosial.
Gita terlihat berusaha tegar, namun suaranya bergetar dan air matanya jatuh saat menyampaikan penutupan program olahraga yang telah tayang selama hampir 12 tahun tersebut.
“Tak terasa inilah akhir perjalanan panjang Kompas Sport Pagi selama hampir 12 tahun.”
Baca Juga:
Soal Pelangaran HAM Terhahap Para Pekerjanya, Ini Tudingan ke Manajemen Oriental Circus Indonesia
“Kami hadir menemani Anda dengan berbagai macam berita olahraga, baik dari dalam maupun luar negeri, serta kabar inspiratif dari atlet kebanggaan Indonesia dan dunia,” tutur Gita dengan suara bergetar seperti dikutip dari akun Instagram @indotvtrends.
Dalam kesempatan yang sama, Gita juga menyampaikan rasa terima kasih kepada para pemirsa setia yang telah mendukung Kompas Sport selama ini.
“Terima kasih atas setiap dukungan dan kritik dari pemirsa setia kami. Bangga pernah menjadi bagian dari rutinitas anda.”
“Saya Gita Maharkesri dan seluruh tim redaksi mengucapkan terima kasih. Kompas Sport Pagi pamit dari layar kaca. Keep sporty dan stay healthy,” ucapnya dengan suara bergetar.
Perpisahan tersebut bukan sekadar akhir dari sebuah program televisi, melainkan juga menjadi kode keras dari dampak besar efisiensi dan restrukturisasi yang terjadi di dunia media saat ini.
Beberapa bagian dari perusahaan media disebut terdampak, termasuk program-program unggulan yang telah lama hadir menemani pemirsa.
Unggahan video perpisahan Gita Maharkesri pun menuai berbagai reaksi haru dan dukungan dari warganet.
Banyak yang menyayangkan hal tersebut, sekaligus memberikan semangat kepada Gita dan tim redaksi yang harus menghadapi kenyataan pahit pemutusan kerja.
Momen ini menjadi pengingat akan tantangan besar yang dihadapi industri media di era digital, di mana perubahan cepat dalam konsumsi informasi mendorong perusahaan untuk melakukan penyesuaian, termasuk langkah sulit seperti PHK massal.
Kenapa Kompas TV Tutup Program dan Lakukan Layoff?
Menurut informasi yang beredar, penghentian program ini bukan keputusan redaksional semata, melainkan bagian dari strategi efisiensi dan restrukturisasi bisnis di tubuh Kompas TV.
Sejumlah karyawan, termasuk tim produksi dan redaksi, terdampak oleh keputusan ini.
Program Kompas Sport Pagi, yang telah mengudara lebih dari satu dekade, menjadi salah satu tayangan yang terkena dampak dari keputusan restrukturisasi perusahaan.
Kompas TV, seperti banyak media konvensional lainnya, kini menghadapi tantangan berat di tengah pergeseran perilaku penonton dan tekanan finansial.
Media konvensional seperti TV belum move on dengan perubahan besar di dunia media dengan hadirnya digitalisasi dan media sosial.
Saat ini akses informasi sangat mudah didapatkan masyarakat.
Dan juga pemberi informasi lebih murah dibanding jaman dulu ketika orang akan membangun perusahaan media apalagi stasiun televisi membutuhkan modal besar.
Di era media sosial, kanal siaran jadi lebih simpel.
Cukup membuat kanal siaran di media sosial Youtube atau Tiktok maka akan menyedot jutaan pengunjung atau penonton dan mampu mengalahkan siaran atau informasi dari media konvensional.
Langkah ini mencerminkan tekanan besar yang dihadapi industri media konvensional di tengah pergeseran ke digital.
Penurunan pendapatan iklan dan perubahan konsumsi informasi menjadi tantangan serius yang mendorong banyak perusahaan media melakukan PHK massal demi bertahan.
Digitalisasi konten dan meningkatnya konsumsi media melalui platform daring seperti YouTube, TikTok, dan media sosial lainnya menyebabkan penurunan signifikan pada pemirsa televisi tradisional.
Akibatnya, pendapatan iklan yang sebelumnya menjadi tulang punggung bisnis televisi juga ikut menurun drastis.
Dalam kondisi seperti ini, beberapa program televisi lama, meski punya sejarah panjang dan basis pemirsa yang loyal, tetap harus dihentikan demi menyesuaikan struktur biaya perusahaan.
Apa Itu Layoff dan Bagaimana Dampaknya?
Sebagaimana dilansir dari Jawa Pos.com, secara umum, layoff adalah tindakan PHK yang dilakukan bukan karena kesalahan atau pelanggaran dari karyawan, melainkan karena perusahaan perlu melakukan penghematan, efisiensi, atau restrukturisasi bisnis.
Langkah ini sering kali diambil dalam kondisi darurat keuangan atau perubahan strategi besar-besaran.
Dalam kasus Kompas TV, layoff merupakan dampak langsung dari tekanan ekonomi dan penurunan daya saing televisi dalam era digital yang serba cepat.
Perusahaan harus merombak struktur organisasinya agar tetap bisa bertahan, meski harus mengorbankan program-program ikonik dan sejumlah pekerja berpengalaman.
Bagi karyawan yang terdampak, seperti Gita Maharkesri yang telah mengabdi selama 12 tahun, keputusan ini tentu meninggalkan luka emosional yang mendalam.
Kehilangan pekerjaan tidak hanya berarti kehilangan penghasilan, tetapi juga identitas dan rutinitas profesional yang telah mereka bangun bertahun-tahun.
Tantangan Serius Dunia Media di Era Digital
Fenomena PHK di Kompas TV hanyalah bagian kecil dari gejolak yang terjadi di industri media saat ini.
Banyak media televisi, cetak, hingga radio yang terpaksa mengevaluasi ulang model bisnis mereka untuk menyesuaikan diri dengan era digital.
Transisi ke model digital-first menuntut kecepatan, fleksibilitas, dan pendekatan baru terhadap distribusi konten serta monetisasi.
Namun, proses adaptasi ini tidak selalu berjalan mulus dan sering kali menelan korban, yakni karyawan yang harus kehilangan pekerjaannya.
Layoff massal ini menjadi pengingat bahwa industri media harus terus berinovasi, tidak hanya dalam konten, tetapi juga dalam cara menjangkau audiens dan menjaga keberlangsungan finansialnya.
PHK di Kompas TV bukan kasus tunggal.
Sejak 2023, beberapa perusahaan media besar di Indonesia dan dunia telah melakukan langkah serupa, memicu kekhawatiran akan keberlangsungan jurnalisme berkualitas di era digital.
Tanpa transformasi yang tepat dan cepat, media konvensional berisiko terus kehilangan daya saing.
PHK dan penutupan program bisa terus berulang jika ekosistem media tidak segera beradaptasi dengan kebutuhan zaman.
Tulisan merupakan republikasi dari artikel media Editor.ìd berjudul Tangis Presenter Kompas TV Gita Maharkesri, Pertanda Media Konvensional Diambang Bahaya
Untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, klik Persrilis.com atau Jasasiaranpers.com di lebih dari 175an media.
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Sapulangit Media Center (SMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 08557777888, 087815557788
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infopeluang.com dan Ekonominews.com
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Arahnews.com dan Prabowonews.com
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hallokaltim.com dan Apakabarbogor.com
Sumber Berita: Editor.id